URBANJOGJA.COM - Pasar Tanah Abang, yang terletak di Jakarta Pusat, merupakan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara.
Pasar ini menawarkan berbagai macam produk pakaian, aksesoris, dan kain dengan harga yang terjangkau.
Pasar Tanah Abang juga menjadi salah satu destinasi wisata belanja bagi masyarakat lokal maupun asing.
Baca Juga: 10 Aksesoris Motor Yang Paling Banyak Digunakan dan Dicari Para Bikers
Namun, belakangan ini, kondisi pasar Tanah Abang mengalami penurunan yang cukup drastis.
Banyak pedagang yang mengeluhkan sepinya pembeli yang datang ke pasar.
Hal ini berdampak pada omzet penjualan yang menurun, bahkan tak jarang pedagang justru merugi.
Baca Juga: Inilah Kelebihan Dan Kekurangan Scoopy Tahun 2023
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Pasar Tanah Abang sepi pembeli. Pertama, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020.
Pandemi ini membuat pemerintah menerapkan berbagai kebijakan pembatasan sosial, seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), dan PPKM Darurat. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk menekan laju penularan virus corona, namun juga berimbas pada aktivitas ekonomi, termasuk perdagangan.
Pandemi Covid-19 juga mengubah perilaku konsumen dalam berbelanja.
Baca Juga: Toyota Indonesia Mempersembahkan GR Garage: Bengkel Penggemar Mobil dan Motor Sport
Banyak orang yang lebih memilih untuk berbelanja secara online melalui berbagai platform e-commerce atau media sosial.
Hal ini lebih praktis, aman, dan hemat biaya daripada harus datang langsung ke pasar.
Artikel Terkait
Wajib Cetak Ulang KTP, Ini yang Harus Dilakukan Warga DKI Jakarta
Terungkap! Fakta Will of D: Misteri Besar dalam Dunia One Piece
Pemilihan Hari baik Memulai Usaha: Menurut Pandangan Jawa dan Islam
Misteri Besar Dunia "One Piece": Teori Void Century
Intip Kunci Sukses Mengelola Keuangan: Hindari 7 Kebiasaan Buruk ini